Selasa, 27 Oktober 2009

Upaya menghilangkan stigma Radikalisme 2

"Apakah Mahasiswa Indonesia di yaman Radikal ???" Pada Hari Sabtu, 24 Oktober 2009, di Kantor KBRI Sana'a Yaman Polemik serta lontaran panas mengenai mahasiswa Indonesia di Yaman, yang dikenal sebagai mahasiswa Indonesia yang radikal, sungguh memilukan, dan membabat habis citra mahasiswa dan seluruh unsur kenegaraan Indonesia yang berada di Yaman. Hal itu terjadi karena disebabkan oleh ulah tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab, dan ulah manusia yang hanya sebatas mengikuti hawa nafsu dan kepentingan pribadi/golongannya semata. Bukan hanya sebatas kekhawatiran akan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap mahasiswa Indonesia di Yaman, akan tetapi hal ini juga nantinya akan sangat mengganggu stabilitas keamanan, pendidikan, ketenangan, kenyamanan, ketentraman dan daya konsentrasi belajar mahasiswa, dan jika hal ini dibiarkan terus menerus pada akhirnya nanti juga akan berakibat pada rusaknya kedaulatan, persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia yang kita cintai. Namun demikian mahasiswa Indonesia di Yaman tetap memiliki sebuah power untuk menyikapi dan mencari solusi atas hujatan, lontaran dan stigma negatif yang tidak sedap di dengar, atas dasar problematika di atas Dewan Pengurus Wilayah Sana'a Persatuan Pelajar Indonesia (DPW-S PPI Yaman), memandang perlu merumuskan sebuah jalan konkret, tepat dan akurat untuk mematahkan stigma-stigma yang sedang berkembang itu. Beberapa langkah yang ditempuh mahasiswa Indonesia di Yaman, yang dikemas oleh suatu wadah organisasi pelajar (DPW-S PPI Yaman), yaitu dengan cara memberikan motivasi untuk meningkatan prestasi belajar, meningkatkan nilai-nilai dasar akhlaqul karimah, dan dengan cara publikasi pernyataan sikap melalui beberapa media masa, juga lewat jalan yang baru saja kita tempuh yaitu seminar, dengan mengusung tema "MENGHILANGKAN STIGMA RADIKALISME DIKALANGAN MAHASISWA INDONESIA DI YAMAN" atas kerja sama seluruh mahasiswa Indonesia di Yaman di bawah naungan DPW-S PPI Yaman dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Yaman. Seminar kali ini cukup berbeda dengan seminar-seminar sebelumnya, seminar yang di buka langsung oleh bapak Duta Besar Republik Indonesia di Yaman Drs Nurul Auliya, dikemas sebagai bentuk kepedulian kita terhadap keutuhan ukhuwah Islamiyyah serta kemajuan dan stabilitas bangsa Indonesia ini dibagi ke dalam dua kategori. Kategori pertama yaitu penyampaian tentang bagaimana ulama memandang radikalisme dalam beragama, yang langsung disampaikan oleh ulama' besar Yaman Syekh Abul Hasan Al-Ma'ribie, dengan harapan agar bisa menjadi modal dasar kita untuk menyikapi radikalisme dalam beragama yang ada di Indonesia yang akan di bahas pada kategori acara seminar yang kedua yaitu penyampaian sikap mahasiswa Indonesia dari tiap-tiap lembaga dan universitas yang ada di Yaman yang diwakili langsung oleh Ust Uwaisul Qurni (Al Eman University), Ust Imam Mahmudi (Hudaidah University), Ust Abu Kholil (Ma'reb University) dan Ust Abdul Wahid (Andalus University), serta tanya jawab dengan moderator Bakroni Latar, notulen Ust Mulyadi Ramelan, ketua OC Marchumi Rumambay dan di komandoi oleh ketua DPW-S PPI Yaman saudara Muhlisin Mualim. Seminar tersebut dihadiri lebih dari 150 orang dari berbagai macam lapisan masyarakat Indonesia yang ada di Yaman, mulai dari pejabat KBRI, Mahasiswa, Ibu-ibu Dharma wanita, dan beberapa undangan dari kalangan mahasiswa asli Yaman, serta beberapa tamu undangan lainnya. Acara seminar berjalan dengan lancar, tertib dan aman, dimulai dari pukul 08.30 pagi hari sampai pukul 16.14 sore waktu setempat, banyak faidah yang didapatkan oleh mahasiswa Indonesia di Yaman, selain suasana haru dan keakraban yang sangat kentara antara aparatur negara dengan Mahasiswa dan orang-orang Yaman yang hadir, meski selama ini kita jarang bertatap muka mengingat tempat yang berjauhan antar-Universitas, melalui seminar ini kita juga bisa saling share dan berbagi pandangan tentang apa itu radikalisme dan bagaimana kita menghasilkan sebuah solusi konkrit untuk berlepas diri dari fenomena aktifitas label radikal yang selama ini menjadi polemik yang sangat signifikan di kalangan mahasiswa Indonesia di Yaman. Karena fenomena seperti itu menjadi sebuah pertanyaan besar, apakah mahasiswa Indonesia di Yaman itu seluruhnya radikal, hanya gara-gara ulah satu orang alumni mahasiswa Indonesia yang pernah kuliah di yaman, disinyalir terkait dengan kasus pengeboman di hotel Marriot Jakarta, lantas masyarakat Indonesia mengecam bahwa Mahasiswa Indonesia di Yaman itu radikal. Kecaman seperti itu tentu tidaklah bijak, karena satu orang yang melakukan suatu kesalahan tidaklah bisa dijadikan sebagai justifikasi bahwa mahasiswa Indonesia yang belajar di Yaman semuanya radikal. Seminar yang di gagas oleh Dewan Pengurus Wilayah Sana'a Persatuan pelajar Indonesia (DPW-S PPI Yaman) ini diharapkan dapat membawa angin segar bagi semua Pelajar dan mahasiswa Indonesia di Yaman, atas adanya distorsi informasi di tengah masyarakat yang berlarut panas itu, karena seminar tersebut secara langsung menunjukan cermin radikal atau tidaknya mahasiswa Indonesia di Yaman. Dari seminar yang digelar oleh DPW-S PPI Yaman dihasilkan beberapa konklusi atau pernyataan sikap sebagai berikut: 1. Mahasiswa Indonesia di Yaman mengecam keras apapun bentuk tindakan yang mengarah kepada radikalisme, karena radikalisme sangat bertolak belakang dengan ajaran Islam. 2. Islam mengajarkan kedamaian, Islam merupakan potret keselamatan, ketentraman, kesejahteraan dan kedamaian, sistem penyebarannyapun penuh dengan kedamaian, dan kearifan, seperti apa yang telah di contohkan oleh Rosulullah SAW. 3. Islam tidak meyakini dan membenarkan agama lain akan tetapi Islam menghargai dan mengakui keberadaannya, serta menghormati dan toleransi terhadap pemeluknya. 4. Islam adalah Islam, tidak ada label radikal, teroris, pluralis, dan lain sebagainya, label seperti itu hanya sebatas stratak orang Yahudi dan Nasrani yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan ummat Islam. 5. Pemakalah, nara sumber, peserta seminar dan semua yang hadir sepakat bahwa mahasiswa Indonesia di Yaman bukanlah tipe Mahasiswa yang radikal, 6. Latar belakang adanya gejala radikalisme disebabkan karena kurang fahamnya terhadap arti penting ilmu syariat, sehingga diperlukan pengkajian yang lebih mendalam dari sumbernya tentang ilmu tersebut. 7. Kewajiban para alim ulama, tholabul Ilmi, Mahasiswa, aparatur pemerintah, dewan guru, dan seluruh warga negara Indonesia untuk dapat mentarbiyah/mendidik, atau memberikan suatu pemahaman yang baik dan benar tentang syariat Islam. 8. Rujukan yang benar dalam menyikapi polemik seperti itu adalah dengan melihat manhaj pembelajaran pada masing-masing Universitas tempat kita belajar, dan didapatkan bahwa tiap tiap Universitas tidak terlepas dari Al-Qur'an dan Assunnah, selebihnya jika tindakan alumni Mahasiswa tersebut melenceng dari apa yang telah diajarkan, itu diluar tanggung jawab Universitas dan tidak ada sangkut pautnya dengan Unversitas dimana ia belajar. 9. Imbauan keras terhadap seluruh warga negara Indonesia di tanah air tercinta agar tidak cemas, waswas, bahkan fhobia dan sejenisnya dengan kehadiran alumni Mahasiswa Indonesia dari Yaman, karena Mahasiswa Yaman tidaklah ekstrim atau radikal sebagaimana stigma yang sedang berkembang saat ini, karena itu hanyalah tindakan sebagian oknum yang tidak bertanggung jawab. Dan diharapkan semoga seminar ini akan menjadi ajang yang dapat membangun motivasi dan semangat juang positif untuk persatuan Ummat serta kemajuan negara dan akan menjadi wacana yang dapat membuka mata kita lebih luas dalam mengenal semua masalah ummat dan negara dan mengetahui bagaimana cara kita bisa ikut berkontribusi. Muhlisin Mualim Ketua DPW PPI Yaman-Sana'a uchien_elmuallim@yahoo.com

Tidak ada komentar: